^
^^
^^^^^
^
^
^

Coba tunggu Animasi di atas sedang di loading.....


Besarnya 3Mbyte ajah.... sambil set audiomu supaya bisa dengerin lagunya..


Enjoy

Kamis, 12 Februari 2009

Ayo Ke Selo

Bukan maksud saya membanggakan diri, karena memang kerja saya masih jauh dari keberhasilan.Tetapi tulisan ini untuk mengingatkan pada kamu Teguh: "Kamu pernah melakukan satu hal yang benar sekali dalam hidupmu".

Pagi itu Kamis 5 Februari 2009 saya minta doa kepada seorang gadis, "Kulo sampun nglampahi dosa sarana gagasan, tetembungan, tindaktanduk ugi amargi nlirwakaaken kewajiban.... doakan saya hari ini saya akan menebusnya". Bukan tidak beralasan saya meminta doa, karena saya tahu yang saya hadapi untuk hari itu untuk menuju Desa tempat saya berkarya. Hari sebelumnya saya telah melewati 5 titik longsor belum ditambah 4 titik dari Boyolali Ke Selo. Belum cuaca yang cuma 14 derajat dengan kabut dan angin yang kencang.

Karena berangkat dari Selo ke Klakah sendirian sudah lewat jam 9 pagi, saya putuskan dari Balai Desa Jrakah ke Klakah jalan kaki. Karena nanti kalau pulang terlalu sore dan sampai hujan, jalan tidak bisa dilalui sepeda motor saya. Lagi pula saya juga masih menunggu 2000 metrik kubik yang dipuncak meluncur jadi lahar dingin memotong jalur saya di jurang juweh.

Siang hari sampai jam 14.30 saya di Balai Desa Klakah, pulang dengan berjalan kaki sudah harus pakai mantol. Cuaca berkabut, mungkin karena suasana, atau karena apa saya tidak tahu saya lari. Saya hidupkan video di hp saya ee...tau tau baterenya habis. Saya sempat merekam sedikit, langsung saya lari lagi. Kira kira 2 km menuju Balai Desa Jrakah menyebrang Jurang Juweh. Sampai di dasar jurang napas sudah tidak kuat, di bawah sudah ada air mengalir dari puncak, bisa jadi di puncak sudah hujan lebat. Takut luncuran saya lari lagi. Sampai Desa Jrakah jam 15.00 karena sudah merasa tenang saya pulang ke Selo langsung Ke Boyolali.

Hari berikutnya saya baru sadar bahwa saya telah selamat dari bencana yang jauh dari prediksi saya. Mendengarkan cerita Pak Haryono dan Pak Iskak, mereka terjebak angin puting beliung jam 15.00 sampai jam 17.00. Lintasan angin yang menerjang dari Suroteleng, Selo sampai Desa Jeruk, saya masih heran dimana posisi saya pada waktu itu, kenapa saya tidak kena terjangannya. Yah mungkin selisih waktunya, jika saya tidak lari mungkin saya juga kena. Semua tidak lepas dari doa seseorang. Saya sangat bersyukur pada Tuhan. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar